Pasangan Citra-Ino telah resmi terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran. Dengan visi besar “Pembangunan yang berkelanjutan untuk mewujudkan wisata Pangandaran mendunia dengan menitikberatkan pada pendidikan agama dan karakter,” masyarakat Pangandaran menaruh harapan besar pada kepemimpinan ini. Namun, bagaimana visi ini dapat diwujudkan? Apa tantangan yang akan dihadapi? Dan yang tak kalah penting, bagaimana masyarakat dapat mengawasi implementasi visi ini agar tidak sekadar menjadi janji politik belaka?
Visi Besar, Tantangan Nyata
Visi yang diusung Citra-Ino mencakup tiga elemen utama: keberlanjutan pembangunan, promosi wisata mendunia, dan penguatan pendidikan agama serta karakter. Ketiganya memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan realistis agar dapat diwujudkan.
Keberlanjutan pembangunan mengharuskan pemerintah untuk mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa merusak lingkungan. Pangandaran sebagai destinasi wisata unggulan memiliki tantangan besar terkait konservasi alam. Dari penumpukan sampah plastik di pantai hingga eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol, keberlanjutan sering kali menjadi isu yang terabaikan. Untuk mengatasi ini, pemerintah perlu meluncurkan kebijakan zero waste tourism yang melibatkan wisatawan, pelaku usaha, dan masyarakat lokal. Selain itu, edukasi pelestarian lingkungan melalui program berbasis komunitas, seperti pembersihan pantai dan konservasi terumbu karang, harus menjadi prioritas.
Menjadikan Pangandaran sebagai destinasi wisata mendunia memerlukan langkah konkret, mulai dari pengembangan fasilitas hingga strategi pemasaran internasional. Tantangan seperti konektivitas yang terbatas dan standar layanan yang belum memadai menjadi hambatan besar. Oleh karena itu, pemerintah harus memperbaiki aksesibilitas dengan membangun infrastruktur pendukung, seperti transportasi publik dari bandara ke pusat wisata. Selain itu, pelatihan kepada pelaku wisata lokal tentang standar pelayanan internasional, termasuk penguasaan bahasa asing, sangat penting dilakukan.
Menitikberatkan pada pendidikan agama dan karakter adalah visi strategis yang dapat membentuk masyarakat berintegritas. Namun, implementasinya sering kali terhambat oleh kurangnya fasilitas pendidikan dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan modern. Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk pelatihan guru agama dan pembangunan fasilitas pendidikan, terutama di daerah terpencil. Selain itu, kurikulum harus dirancang untuk seimbang antara nilai-nilai agama dan tantangan modern, seperti etika digital dan kepemimpinan.
Peran Masyarakat dalam Mengawasi Visi-Misi
Sebagus apa pun visi dan misi yang diusung, tanpa pengawasan masyarakat, keberhasilannya sulit tercapai. Masyarakat dapat membentuk forum pengawasan yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda, dan akademisi untuk memantau program kerja pemerintah. Teknologi digital juga dapat dimanfaatkan melalui aplikasi pelaporan untuk menyampaikan keluhan atau kritik secara efektif.
Selain itu, masyarakat harus mendorong transparansi anggaran dan evaluasi program pemerintah secara berkala. Pemerintah perlu mempublikasikan laporan keuangan dan capaian program agar masyarakat dapat menilai efektivitas kebijakan yang telah dijalankan. Partisipasi aktif dalam forum seperti Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) juga menjadi langkah penting untuk memastikan aspirasi masyarakat benar-benar diperhatikan.
Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Adalah Kunci
Visi Citra-Ino adalah langkah besar menuju Pangandaran yang lebih baik, namun tantangan di depan mata tidak boleh diabaikan. Pemerintah harus bersikap transparan, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sementara masyarakat harus aktif berpartisipasi dan mengawasi jalannya pembangunan.
Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, harapan untuk mewujudkan Pangandaran sebagai destinasi wisata kelas dunia yang berkelanjutan dan berbasis pendidikan agama serta karakter bukanlah hal yang mustahil. Mari bersama-sama bekerja untuk masa depan Pangandaran yang lebih gemilang!